Pagiku di Sawangan




    Assalamu'alaikum, selamat pagi semua. Pagi ini saya tidak sedang di Bekasi, tempat saya menetap sejak tahun 2000an. Persisnya saya tidak ingat, yang saya ingat sejak saya lulus SMA tahun 2000 kemudian saya tidak melanjutkan kuliah tetapi kerja sebagai karyawan di sebuah pabrik elektronik di Bekasi ini. Kemudian beberapa tahun setelah itu menikah dan menetap di Bekasi. Lalu bagaimana saya bisa menjadi seorang guru? Baiklah akan saya tuliskan disini.

     Selama saya menjadi karyawan di pabrik, saya sering diajak oleh kawan saya untuk mengajar anak-anak pemulung di sekitar kawasan pabrik. Mereka rata-rata tidak bersekolah karena membantu orangtuanya untuk mencari uang. Tiap sore sepulang kerja saya dan beberapa kawan mengajar mereka. Saat itulah saya memutuskan untuk menjadi seorang guru. Setelah habis kontrak kerja di pabrik saya kuliah PGTK, tetapi disaat yang sama saya menikah. Sehingga cita-cita menjadi guru tertunda sementara karena Allah mempercayakan kepada saya untuk memiliki anak, Dua orang anak perempuan dengan jarak usia yang hanya setahun. Setelah anak-anak mulai agak besar, keinginan saya untuk mengajar kembali hadir. Saya mencoba mencari informasi untuk mengajar di TK, tapi ternyata gaji guru TK lebih kecil daripada gaji pengasuh anak-anak. Jadi tidak pernah saya menjadi guru TK sampai sekarang. Akhirnya ada teman memberi informasi tentang mengajar di tempat kursus dengan waktu yang fleksibel dan tidak lama. Sehingga anak-anak tidak lama ditinggal oleh saya. Waktu itu saya mengajar kursus Jarimatika, teknik berhitung cepat dengan menggunakan jari. Tentunya saya mengikuti pelatihan terlebih dahulu sebelum saya bisa mengajar.

    Beberapa tahun setelah itu, saudara saya menyarankan untuk ambil kuliah PGSD agar saya bisa mengajar di SD. Lalu saya kuliah di UT agar waktu belajar tidak menggangu aktivitas saya sebagai Ibu rumah tangga. Kuliah di UT hanya di Sabtu dan Minggu. Jadi aman urusan di rumah. Dan ini adalah waktu kuliah terlama untuk meraih S1, lima tahun. Karena di UT tidak ada semester pendek atau apalah namanya sehingga mahasiswa bisa mempercepat masa kuliahnya seperti pada kuliah reguler umumnya. Tapi saya bersyukur bisa menjadi sarjana walau setelah menjadi seorang ibu. Dan saat itu saya termasuk beberpa mahasiswa dengan IPK terbaik sehingga kami wisuda di UT pusat, pondok cabe. Yaa, walaupun IPK saya saat itu hanya 3,10. Tapi percayalah meraih IPK segitu butuh perjuangan. Untuk yang tidak pernah kuliah di UT tidak akan tahu rasany bagaimana. Hehehe....

     Ketika di semester 6, saya mulai mencari sekolah untuk tempat saya mengajar. Karena mulai banyak tugas praktek di perkuliahan. Dengan bantuan saudara sayapun bisa mengajar di sebuah SD negeri di Bekasi. Kenapa harus ada bantuan untuk mengajar? Yaa kalian fahamlah yaa, jaman sekarang kalau tidak ada koneksi susah untuk melakukan sesuatu sendiri. Apalagi di instansi milik pemerintah. Dan akhirnya sayapun bisa menjadi guru seperti apa yang saya impikan. Saya mulai menjadi guru SD pada tanggal 10 Januari 2012. Dan sampai sekarang saya masih mencintai pekerjaan saya. 

    Apakah saya merasa bosan menjadi guru? Tidak, saya tidak merasa bosan. Karena setiap tahun tantangan mengajarnya berbeda. Karena muridnya juga berganti. Awal menjadi guru saya memegang kelas 3. Kemudian naik ke kelas 4 dan 5. Dan saat ini saya diberi kepercayaan oleh kepala sekolah untuk mengajar di kelas 6. Hal yang baru setelah hampir 10 tahun saya menjadi guru. Perjalanan saya selama menjadi guru di kelas 6 akan saya tuliskan nanti setelah selesai anak-anak lulus.

    Oh iya, selama 10 tahun itu saya mengajar tidak hanya di satu tempat. Pada tahun 2018 saya di mutasi ke SD lain, karena ketidak cocokan dengan kepala sekolah yang lama. Saya tidak masalah dipindahkan walau lokasi sekolah lebih jauh dari rumah. Saya juga tidak marah pada kepala sekolah saya yang lama. Apapun yang terjadi pasti ada hikmahnya. Di SD yang baru saya mendapat panggilan untuk mengikuti kuliah PPG dalam jabatan, ini didapat setelah 2 kali mengikuti pretest. Pretest pertama di SD yang lama, dan saya tidak lulus. Di SD yang baru saya lulus pretest dan lanjut mengikuti perkuliahan selama kurang lebih 4 bulan. Di saat yang bersamaan, setelah perkuliahan PPG yang dilakukan secara daring hampir selesai saya mengikuti test ASN PPPK. Dan Alhamdulillah saya lolos dari 10 orang guru honor yang ada di sekolah, hanya saya yang masuk karena formasi yang tersedia hanya 1 guru. Saat ini saya sedang menantikan info kelulusan untuk ujian UP PPG saya. Semoga hasil akhirnya seperti yang saya harapkan. Untuk perjalanan saya selama kuliah PPG nanti akan saya tuliskan di Blog ini. Setelah hasil akhir saya dapatkan. Doakan saya yaa bisa langsung lulus.... 

   Saya sangat bersyukur selalu diberi kemudahan oleh Sang pencipta. Di usia saya yang sudah tidak lagi muda, 40 tahun semua hal terlalui dengan baik. Saya pernah mendengar, "Life begins at 40" nah karir saya baru mulai naik di usia ini. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Tuhanku, yang Maha pengasih dan Penyayang. 

     Apakah selesai sampai disini, oo tentu tidak. Saya ingin terus berkarya. Menjadi guru yang mempesona, menjadi guru yang tidak hanya sekedar mengajar di kelas kemudian selesai dan pulang. Saya ingin menjadi seperti para guru yang hebat yang saya sering dengar ceritanya di media sosial. Guru hebat yang terus berkarya dan berguna bagi banyak orang. 

    Demikian tulisan saya pagi ini, walau tidak ada hubungannya dengan judul yang saya tulis. Semoga Anda yang membaca dapat mengambil sedikit kebaikan yang ada di dalamnya. 


Sawangan,


Nita Widya

    




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksplorasi Konsep Modul 2.3 Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai- Nilai Kebajikan Sebagai Seorang Pemimpin

Strategi Menangkal Hoax bersama Heni Mulyati, M.Pd