Keterampilan Digital Untuk Masa Depan yang Cerah By Uncle D
Dapatkan link
Facebook
Twitter
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Assalamualaikum.... Selamat sore semuanya, jumpa lagi dengan tulisan resume saya kali ini. Ini adalah Pelatihan GMLD ke -11 yang akan disampaikan oleh Bapak Deni Darmawan atau biasa dipanggil dengan sebutan Uncle D dan acara sore ini dipandu oleh Bunda Ewi sebagai moderator. Inginnya Uncle D acara ini dilakukan secara virtual dengan zoom meeting tapi karena sesuatu hal maka acara dilakukan melalui Grup Wa. Dan sore ini saya baru saja menyelesaikan zoom meeting dengan PGRI Pondok Gede kota Bekasi tentang cara membuat Twibone dan media pembelajaran menggunakan aplikasi Canva.
Acara dibuka oleh Bunda Ewi dengan mengajak peserta membacakan Basmalah dan untuk yang bergama lain dipersilahkan berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Kemudian Uncle D membagikan Flyer berisi profil beliau.
Ada sebuah film yang menarik yang pernah Uncle D lihat yang menggambarkan era masa depan. Film besutan Steven Spielberg berjudul “Ready Player One” berlatar di dunia nyata dan realitas virtual pada era 2045. Film ini akan membawa penonton antara dunia nyata dan dunia virtual. Ketika dunia nyata dan realitas virtual saling tumpang tindih. Penasaran! silahkan nonton saja ya....
Nah, untuk kesempatan kali ini, kita bahas keterampilan di era society 4.0 atau revalousi industri 4.0. Sering juga disebut Keterampilan 4.0. atau keterampilan abad 21. Guru itu digugu dan ditiru. “Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani” artinya di depan memberi teladan, Di tengah membangun kemauan, Di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian. Begitu kata Ki Hajar Dewantoro (Bapak Pendidikan Indonesia). Semboyan itu terus kita pegang sebagai pengajar dan pendidik, agar kita terus menjadi teladan, terus mau belajar dan terus memotivasi peserta didik kita. Nah, menjadi motivator guru literasi digital (GMLD) kita harus bertransformasi menjadi menjadi guru abad 21, yaitu menjadi guru yang multitasking. Guru yang mempunyai keterampilan digital. Guru yang sudah melek teknologi, istilah yang dipakai oleh Bapak Munif Chatib, guru harus bermigrasi agar bisa akrab dan menggunakan teknologi untuk aktivitasnya.
Uncle D mempersilahkan peserta pelatihan untuk membaca artikel tulisan beliau yang diterbitkan di media cetak Kabar Banten yang berjudul “Pandemi dan Literasi”.
Membaca juga salah satu keterampilan. Ada yang membaca lambat, sedang dan cepat. Karena ini era informasi, begitu banyak informasi berseliweran dalam jagat media sosial. Berikut tips membaca cepat di kanal Youtube Uncle D. Jangan lupa subscribed ya....
Keterampilan adalah kemampuan atau skill, bisa dipelajari, digali, dikembangkan melalui proses belajar, pelatihan, praktik dan pengalaman sehingga menjadi sebuah keterampilan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cekatan yang dilakukan secara konsisten. Nah apa sih Keterampilan literasi digital....
Apa saja keterampilan abad 21 atau keterampilan 4.0?
Pak Jokowi pernah bilang, langkah transformasi digital dalam menghadapi era ini salah satunya mempunyai SDM talenta digital.
Keterampilan digital itu meliputi Keterampilan 4C yaitu : Creativity dan Inovation, Critical Thingking, Communication, and Collaboration.
Kreatif dan inovasi harus dimiliki oleh kita. Orang yang kreatif selalu thinking out of the box. Ia terus menggali ide, mencari ide, dan membuat ide itu agar menjadi nothing to something. Ide mampu diwujudkan dalam sebuah produk yang bermanfaat untuk orang banyak. Jika sudah pada tahap ini maka sudah mampu melakukan “gebrakan” inovasi.
Berpikir Kritis merupakan cara berpikir dalam memanfaatkan media digital, kemampuan menerima informasi sehingga kita tidak mudah termakan media hoax. Kita dituntut untuk berpikir logis, sistematis dan pemecahan masalah dalam setiap persoalan yang terjadi.
Kolaborasi merupakan keterampilan dalam bekerja sama dalam tim atau kelompok, melakukan berbagai project sehingga anggota mampu mendobrak kreativitas dan berprestasi.
Sebagaimana kita rasakan, bagaimana kolaborasi Om Jay dan kawan-kawan dalam membuat program berbicara, menulis dan motivator guru literasi digital. Tanpa kolaborasi, sulit rasanya mewujudkan program-program “super keren” itu. Sinergi dalam gerakan yang membangun, sehingga akan muncul guru-guru penggerak dalam kolaborasi. Dari kelas-kelas menulis juga lahir penulis-penulis buku. Dari kelas-kelas itu juga mendobrak SDM talenta digital guru. Keren sekali yaa....
Berikut adalah video konten kreatif yang dibuat oleh mahasiswa dalam membumikan nilai-nilai pancasila. Diharapkan , hasil konten kreatif kolaborasi ini mampu membuka kesadaran generasi milenial Y dan Z agar bisa memahami dan menyerap nilai-nilai pancasila.
Komunikasi adalah keterampilan menyampaikan sebuah ide dan karya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, platform yang digunakan biasanya berupa whatsapp, youtube, twitter, dan tiktok. Hasil berupa teks, audio, dan video dan gambar yang diupload ke media sosial kita.
Om Jay pernah berkata dalam webinar zoom, “Setelah guru mengikuti kegiatan GMLD, guru bisa meningkatkan performanya, sehingga tidak ada lagi guru yang dapat gaji pas-pasan. Tapi dengan memanfaatkan platform digital, guru bisa mendapat point koin, pujian dan cuan”. Guru punya segudang ilmu, jadi buatlah konten kreatif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sebagai contoh saja Bapak/Ibu, Bagaimana Fiki Naki yang mampu memanfaatkan platform digital untuk belajar berbagai bahasa. Siapa sangka, anak kampung asal Riau ini ketika main OME.TV dan di upload ke youtube, ia mendapat pujian dan cuan.
Begitu juga para guru di kelas menulis yang dipelopori oleh Om Jay. Dalam pelatihan kelas menulis, guru-guru memanfaatkan blog untuk menulis resume. Alhasil, banyak guru yang pandai menulis dan menerbitkan berbagai buku. Luar biasa bukan... From Nothing to Something....
Keterampilan digital yang perlu kita fahami dan kembangkan sesuai amanah dunia pendidikan adalah 4C. Keterampilan digital harus diimbangi dengan penguatan karakter melalui konsep PPK (Penguatan Pendidikan Karakter). Dampingi dan awasi anak anak kita saat penggunaan media digital , tanamkan pula nilai nilai agama dan keluhuran Budi pekerti agak tak terbawa arus dari kontent negatif. Demikian Bunda Ewi menambahkan materi hari ini.
Demikian resume saya sore ini, semoga bermanfaat bagi yang sempat mampir di Blog saya. Terima kasih Uncle D untuk materinya yang luar biasa dan Bunda Ewi yang telah memandu jalannya pelatihan kita sore ini. Semoga Saya bisa menjadi guru yang memesona seperti rekan-rekan senior di komunitas GMLD ini. Wasalam....
Lokakarya 3 PGP Angkatan 9 Assalamualaikum... Salam bahagia sahabat digital. Kembali lagi dengan saya Nita, saat ini sedang mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak di Angkatan 9. Saya akan melakukan refleksi dan menuliskan pengalaman berada di 3 situasi, yaitu : 1. Asumsi 2. Melabel 3. Asosiasi 1. Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang lain kemudian Anda merasa di-label/ dinilai oleh orang tersebut. Apa yang Anda rasakan pada saat mendengar hal itu? Saat saya mengetahui orang melabeli saya, awalnya mungkin saya akan merasa kesal karena menurut saya, saya tidak seperti itu. Apa yang Anda lakukan setelah mendengarnya? Setelah mengetahui penilaian orang lain, maka saya akan introspeksi diri dan merenungi apa yang orang lain pikirkan tentang diri saya. Kemudian memperbaiki hal yang saya rasa harus diperbaiki dari penilaian orang tersebut . 2. Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang lain kemudian Anda merasa/ berpikir kalau orang tersebut salah me
Salam Bahagia Sahabat Digital... Kali ini saya akan memaparkan sedikit pengetahuan mengenai koneksi antar materi yang terdapat pada Modul yang ada pada LMS PGP yang telah saya pelajari. 1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Jawab: Sebagai seorang guru sikap, tutur kata, dan keputusan yang kita ambil perlu menjadi contoh bagi semua orang, utamanya yang berada di sekitar kita. Entah saat itu posisi kita ada di depan, di tengah, maupun ada di belakang. Keputusan yang diambil tidak boleh hanya berbekal informasi yang minim yang bisa menyebabkan keputusan yang diambil kurang tepat dan meruginan banyak orang. Guru harus adil bahkan sejak dalam pikirannya. Oleh karena itu filosofi KHD yang dikenal dengan Pratap Trikola harus diterapkan dimana saja kita berada dan pada segala situasi. Konsep itu meliputi: Ing Ngarso Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa T
Selamat sore semua, ini adalah resume ke-5 dalam Pelatihan GMLD yang diadakan secara daring melalui grup WA oleh PGRI. Acara sore ini dimoderatori oleh Pak Muliadi dan dibantu oleh Pak Dail dan Ibu Rosminiyati. Pemateri sore ini adalah Ibu Heni Mulyati, M.Pd dengan tema, Strategi Menangkal Hoax. Kehadiran teknologi digital sekarang ini banyak memberikan kemudahan dalam berbagai sektor kehidupan, tetapi hal ini bukan berarti selalu membawa hal positif dalam kehidupan kita. Informasi dapat dengan mudah diakses oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun berada. Tetapi sayangnya tidak semua informasi yang kita dapatkan adalah informasi yang benar. Sekarang ini kita sangat sulit untuk membedakan mana informasi yang fakta ataupun hoax. Informasi hoax sangat berbahaya, karena dapat menimbulkan perpecahan, menimbulkan opini negatif dan tentunya merugikan bagi orang lain. Oleh karena itu kita harus menghindari dari berita hoax. Perkembangan era digital dan banjir informasi. Kita bernostal
Amazing. Tuntas saya membacanya. Bakal jadi penulis hebat nantinya
BalasHapusMantul
BalasHapusDampingi anak-anak dengan penguatan karakter..keren..
BalasHapus