Berbicang dengan Hoax, Media Sosial dan Media Digital Bersama Ibu Aam Nurhasanah

Assalammu'alaikum.... Selamat pagi sahabat literasi dimanapun berada, kembali lagi saya hadir menulis resume pada pelatihan GMLD yang ke -13 yang diadakan pada Senin sore, 29 November 2021 melalui Group WhatsApp. Resume baru dapat saya tulis pagi ini karena kemarin aktivitas di seolah sangat banyak sehingga saya merasa lelah. Materi pelatihan disampaikan oleh narasumber Ibu Aam Nurhasanah dan Pak Dail Ma'ruf sebagai moderator. Acara dibuka oleh Pak Dail dengan berdoa sesuai agama dan kepercayan masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan mempersilahkan Ibu Aam memulai materi. 

Ibu Aam adalah seorang  Guru dan Kepsek di SMP Matlaul Hidayah Lebak banten. Beliau telah banyak menulis buku solo dan antologi, beliau juga kerap memenangkan lomba literasi. Bu Aam memulai dengan bertanya, apa itu Hoax? Beliau membagikan link mentimeter.com untuk peserta menjawab pertanyaannya. https://www.menti.com/bpgc8gqab1. Ada 21 peserta yang menjawab pertanyaan dari Bu Aam. Jadi hoax adalah berita bohong atau berita yang sesungguhnya harus diverifikasi kebenarannya. Jangan dulu percaya dan main share saja jika infonya belum valid. Jika kita menerima berita hoax dari orang yang belum kita kenal, kita bisa melaporkannya ke kominfo. Seiring perkembangan zaman, medsos dan dunia digital adalah makanan empuk untuk menyebarkan hoax. Jika kita menerima info WA berupa hoax lebih baik langsung dihapus saja. 
                                                                   Berita Hoax pada WA





Sekarang, banyak orang yang ahli menyalah gunakan medsos untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab. Jangan sampai kita terjebak dengan berita hoax seperti itu ya.... Untuk kasus yang terjadi lewat WA atau telegram, modusnya si penipu adalah menunggu respon kita untuk menjawab OK. Selanjutnya dia akan meminta nomor pin telegram kita. Jika kita berikan, maka selanjutnya akan disalah gunakan. Akun kita bisa dibajak. Kemudian Bu Aam membegikan link mentimeter.com lagi untuk mengajukan pertanyaan, Medsos apa yang paling sering digunakan? Media WhatsApp yang masih jadi idola dalam percaturan dunia maya di Indonesia. 


Trik agar kita tidak terjerat perangkat hoax di medsos yaitu: gunakan medsos dengan hal-hal yang positif dan bermanfaatAkan lebih bijak jika kita share ilmu yang bermanfaat. 
Video Lucu Editan Dari Bu Aam

Ada yang bertanya bagaimana bu Aam bisa melahirkan banyak buku? Tipsnya cuma satu. Belajar menulis setiap hari. Satu tahun yang lalu, beliau belum menjadi penulis. Karena Bu Aam melatihnya setiap hari seperti judul buku Omjay, Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi, akhirnya buku beliau bisa sampai 37 buku. Coba menulis hal-hal yang sederhana. Semudah kita update status di medsos dan gabung kelas menulis Omjay. Bu Aam sudah membuktikan keajaiban menulis setiap hari lewat blog, bisa jadi brankas ide tulisan. Satu hari 1 halaman, satu Tahun bisa jadi 365 halaman. Amazing bukan, kuncinya kita harus konsisten. Semoga saya sebagai penulis resume bisa konsisten menulis setiap hari. Walau sering kali rasa malas yang hadir tiap mau memulai menulis. 

Ciri-ciri hoax yang bisa dikenali :

1. Menciptakan kecemasan, kebencian, permusuhan.

2. Sumber tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau klarifikasi.

3. Pesan sepihak, menyerang, dan tidak netral atau berat sebelah.

4. Mencatut nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip media terkenal.

5. Memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat.

6. Judul dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isinya.

7. Memberi penjulukan.

8. Minta supaya di-share atau diviralkan.

9. Menggunakan argumen dan data yang sangat teknis supaya terlihat ilmiah dan dipercaya.

10. Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan data serta memelintir pernyataan narasumbernya.

11. Berita ini biasanya ditulis oleh media abal-abal, di mana alamat media dan penanggung jawab tidak jelas.

12. Manipulasi foto dan keterangannya. Foto-foto yang digunakan biasanya sudah lama dan berasal dari kejadian di tempat lain dan keterangannya juga dimanipulasi.


Kesimpulannya, Saring dulu sebelum Sharing. Agar kita tidak menjadi penyebar berita hoax. Teliti lebih dulu, periksa kebenaran berita yang kita terima. Jika ragu itu hoax atau bukan lebih tidak usah dibagikan, karena "Jarimu adalah Harimaumu". Jangan sampai apa yang telah kita tulis atau bagikan menjadi senjata yang berbahaya bagi diri kita sendiri. 

"Wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan(kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al Hujarat ayat 6)

Acara ditutup dengan pembacaan hamdalah, pesan Bu Aam yaitu  teruslah menjadi guru yang memotivasi dan menginspirasi. Demikian pelatihan sore ini, terima kasih kepada Bu Aam sebagai pemateri dan Pak Dail sebagai moderator. Wassalam. 

Bekasi,

Nita Widya


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksplorasi Konsep Modul 2.3 Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai- Nilai Kebajikan Sebagai Seorang Pemimpin

Strategi Menangkal Hoax bersama Heni Mulyati, M.Pd