Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital bersama Kak Ros

         


        


        Assalammualaikum.... Selamat sore. Di petang yang cerah ini kembali saya mengikuti pelatihan GMLD melalui WA grup dan kali ini sudah masuk sesi ke -10, itu artinya setengah perjalanan telah saya lalui. Materi sore ini disampaikan oleh Ibu Rosminiyati atau kami biasa menyapanya dengan sebutan Kak Ros, dengan judul " Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital" dan dipandu oleh Bapak Muliadi. Mereka berdua adalah alumni kelas BM gelombang 19. Banyak sudah prestasi yang Kak Ros torehkan, salah satunya pemenang ke dua lomba blog nasional 2021. Hebat bukan....

        Acara dibuka dengan pembacaan Alfatihah dan ucapan syukur kepada Allah SWT atas semua nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi aktivitas kita hari ini dan seterusnya. Kemudian kak Ros bercerita awal mula beliau bisa tergabung dalam komunitas ini. Kak Ros mendaftar di kelas GMLD ini sebagai peserta, ingin belajar tentang literasi digital sekaligus tentang cara memotivasi diri dan orang-orang terdekat, khususnya anak-anak didik. (Sama seperti saya yang memiliki keinginan membangkitkan minat baca tulis pada siswa saya yang amat rendah). Namun, yang terjadi justru beliau dimasukkan ke dalam tim/panitia. Selanjutnya, seorang guru jadul yang baru mau belajar, ternyata harus memberikan materi yang menurut kak ros dia sendiripun belum mengerti. Namun, beliau mengambil hikmah dari setiap kejadian. Dengan keyakinan bahwa Allah telah menyiapkan sesuatu yang indah untuknya, beliaupun harus memanfaatkan kesemapatan pertama ini untuk belajar yang jauh lebih giat lagi, agar tidak mengecewakan gurunda yang telah memberikan amanah kepadanya untuk berbagi.

       


 

        Buku di atas terdiri dari 228 halaman, merupakan kumpulan tugas dan tulisan di dunia digital dengan menggunakan platform blog. Lahirnya buku ini merupakan suatu keajaiban bagi kak Ros, karena apa yang beliau dapatkan dari kelas Belajar Menulis PGRI yang diprakarsai oleh Om Jay jauh dari prediksi dan harapannya. Dari yang hanya mau belajar menulis, ternyata  diperkenalkan dan diharuskan untuk mempunyai blog, karena kertas tulis yang digunakan adalah kertas digital - blog. Selanjutnya, pada pelatihan-pelatihan umumnya, jika kita sudah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dibuktikan dengan pengisian daftar hadir, dan mungkin juga mengerjakan tugas-tugas yang tidak terlalu sulit, maka sertifikat senilai puluhan jam bisa kita terima. Tidak demikian halnya dengan pelatihan yang dilaksanakan oleh PGRI. Kita dituntut untuk benar-benar kerja keras. Menulis minimal 20 resume dari 30 materi yang disajikan oleh narasumber/30 kali pertemuan, plus terbitnya buku solo, baru sertifikat itu bisa berpindah ke tangan kita. Kak Ros bersyukur, karena awal  belajar bukan untuk mendapatkan sertifikat (kalaupun ada, itu hanya bonus), melainkan untuk bisa menulis. Oleh karena itu, 30 resume beliau tuntaskan dengan performa terbaik.  Amazing ya pemirsa... 

        Pengertian bisa menulis dalam pelatihan Belajar Menulis PGRI ternyata adalah menghasilkan buku solo. Oleh karena itu, target ini pun harus saya capai nanti sama seperti kak Ros. Lagi dan lagi, banyak sekali hikmah besar yang kak Ros dapatkan dari sini. Metamorfosa besar-besaran terjadi pada dirinya, yang diikuti oleh serentetan keindahan yang dipersembahkan oleh Pemilik ilmu dan kehidupan melalui tangan para guru hebat di bawah naungan PGRI. Dengan bergabung di kelas Belajar Menulis, beliau menjadi semakin mengerti arti kerja keras, perjuangan, ketangguhan, kolaborasi, keikhlasaan, saling menghargai, kebermanfaatan hidup, dan lain-lain. 

        Dari judul di atas, kak Ros ingin mengulik 2 kata kunci yang menjadi pedoman pembahasan hari ini. Sementara, untuk kata-kata lainnya sudah dibahas oleh narasumber-narasumber sebelumnya. 

  1. Berani, berdasarkan KBBI V online diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut).
  2. Perubahan adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. (KBBI V online). Tentu saja, dalam hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.
Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital? 
  1. Kebutuhan. Perubahan dan perkembangan teknologi tak luput pula terjadi pada bidang pendidikan. Mau/tidak mau, suka/tidak suka, sebagai guru kita juga harus mengikuti perubahan tersebut. Untuk data GTK dan peserta didik, semuanya kini sudah menggunakan digitalisasi/online. Guru-guru dituntut untuk bisa mengisi datanya secara mandiri terkait data personal maupun riwayat pendidikan/pekerjaan, dan lain sebagainya.  Tak hanya itu, derasnya laju informasi di bidang ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi menuntut guru untuk melakukan perubahan. Jika tidak, ada kemungkinan kita akan ditinggalkan oleh murid-murid. 
  2. Menyalurkan hobi. (sudah dijelaskan narasumber sebelumnya).
  3. Tambahan penghasilan. (sudah dijelaskan narasumber sebelumnya)
  4. Berbagi (sudah dijelaskan narasumber sebelumnya)
Hal-Hal yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital:
  1. Tekad/semangat. Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka kita akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.
  2. Lingkungan. Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan kita di dunia digital. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita juga akan jalan di tempat.
  3. Sarana/Prasarana. Dunia digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai, laptop, PC, kuota data internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasilitas tidak dimiliki/tidak mendukung, tentu saja kita tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital.
  4. Kesempatan. Terkadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.
  5. Dukungan. Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bukanlah hal sederhana bagi orang-orang tertentu.
        Kita semua di sini adalah motivator, yang artinya orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak. (KBBI V online). Dalam hal ini, kita berperan sebagai motivator bagi anak muda (murid-murid, anak-anak kita) untuk berani melakukan perubahan di dunia digital. Untuk bisa menggerakkan orang lain agar berubah, tentunya kita sudah harus menggerakkan diri kita sendiri untuk berubah. Mengapa? Karena kita adalah guru dan orang tua yang menjadi model bagi murid-murid dan anak-anak kita. Seperti yang sama-sama kita ketahui, anak-anak tidak akan bergerak jika kita hanya menyuruh atau mengajak tanpa adanya bukti yang bisa mereka lihat atau tiru. Permasalahannya, Apakah kita sendiri sudah berubah? atau tepatnya, Apakah kita sendiri sudah berani melakukan perubahan? Terkait perubahan, masing-masing kita tentu saja berbeda. Perubahan untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya.

Bentuk/Jenis Perubahan di Dunia Digital:

  1. Tidak bisa -> bisa
  2. Tidak berani -> berani
  3. Sudah bisa -> banyak/terampil
  4. Banyak -> berkualitas
  5. Sendiri -> kolaborasi
  6. Sederhana/biasa -> istimewa/unik/menarik
  7. Tidak berguna -> bermanfaat
  8. Untuk sendiri -> berbagi/inspiratif/memotivasi
  9. Dan lain-lain.
        Untuk melakukan perubahan di dunia digital, kita tidak perlu merasa minder atau takut hanya gara-gara melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat yang sudah ada di ruang maya. Mereka juga bermula dari bukan siapa-siapa. Namun, karena mereka sudah memulainya, dan tentunya lebih dulu dari kita, serius melakukannya, dan dengan seperangkat kelebihan yang dimiliki, akhirnya menjadi seperti apa yang kita lihat saat ini. Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada diri kita jika kita melakukan hal yang sama. Tertarik ga siih... Tertarik banget.... Ada di kelas ini membangkitkan semangat saya untuk terus berkembang menjadi lebih baik lagi. Selanjutnya, kita jalani prosesnya dengan sabar, karena tidak ada yang instan. (Itu hanya ada di Pop Mie yaa kawan, hehehe) Berpijak pula pada latar belakang pengetahuan dan pengalaman, serta “perangkat lunak” yang ada pada diri kita masing-masing, jangan mengukur capaian kita dengan keberhasilan orang lain. Cukuplah kesuksesan orang lain menjadi motivasi, sebagai pemantik semangat di saat kita lemah. Masing-masing kita tahu pondasi kita. Oleh karena itu, berjuanglah sesuai kemampuan. Jika kemarin kita baru bisa mengetik di Word, dan kemudian hari ini sudah bisa ber-blog ria, artinya kita sudah melakukan perubahan atau naik kelas. Begitulah seterusnya. 
        
Hal-hal yang bisa kita lakukan dalam gerakan perubahan:



  1. Mengubah mindset (pola pikir), 
  2.  Meluruskan niat. Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan umat, khususnya anak-anak didik kita. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat kita melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat kita baik, hanya mengharapkan rida Allah, maka akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan kita. 

  3. Berani keluar dari zona nyaman. Hal ini tidak gampang dilakukan. Banyak kesenangan yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam gerakan perubahan diri.
  4. Bergabung dalam komunitas. Hal ini penting. Berada dalam ruang lingkup yang sempit, membuat kita sulit berkembang. Berada dalam komunitas, menjadikan kita semakin terbuka terhadap perubahan. Banyak sekali hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan kita untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan berkembang luar biasa terbuka lebar. Salah satu komunitas yang menawarkan menu lengkap dan istimewa tanpa biaya adalah Belajar Menulis PGRI yang diprakarsai Om Jay.  Di komunitas ini, kita bisa bermetamorfosa begitu cepat. Kita bisa belajar banyak hal. Jika tidak percaya, silakan buktikan sendiri.
  5. Bangun kolaborasi. Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasan, kolaborasi penting dilakukan. Dengan kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat ganda, dan kekurangan bisa ditutupi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.
  6. MULAI. Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi.

 

Hasil Kolaborasi kak Ros

            
            Selanjutnya, untuk jenis platform digital, cukuplah kita fokus pada yang kita sukai dan pahami. Seiring berjalannya waktu, kita bisa terus mengembangkan diri dengan belajar yang lain. Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada anak. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat. Bagaimana caranya? 
  1. Kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru.
  2. Melakukan sosialisai tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang sudah kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. 
  3. Memfasilitasi murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital.
  4. Memotivasi: mengadakan perlombaan dan memberikan hadiah


            Demikian resume saya kali ini, kegiatan diakhiri oleh kak Ros dengan kata-kata berikut ini. Belajar tak mengenal usia. Berbagi adalah jalan menuju keabadian ilmu dan kebaikan. Di langit masih ada langit, karena itu tetaplah merunduk di saat kita telah berisi. 
Mulailah gerakan perubahan dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari hati, tanpa menunggu instruksi, serta libatkan Allah dalam setiap urusan. Semoga kelas saya sebagai penulis resume ini dapat mengikuti jejak bapak ibu hebat yang tergabung dalam grup GMLD ini. Terima kasih kak Ros atas materinya yang luar biasa dan menginspirasi, terima kasih pak Muliadi yang telah memandu kegiatan hari ini sehingga dapat berjalan dengan baik. Wasalam....

Bekasi,

Nita Widya 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksplorasi Konsep Modul 2.3 Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai- Nilai Kebajikan Sebagai Seorang Pemimpin

Strategi Menangkal Hoax bersama Heni Mulyati, M.Pd